FEATLIST

Rabu, 18 Agustus 2010

HUT RI : Polisi Himbau Anggota Paskibra Korban Pelecehan Melapor


Paskibraka melipat kembali Bendera Merah Putih seusai diturunkan pada Upacara Penurunan Bendera Merah Putih Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-64 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8) sore. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO Interaktif, Jakarta -Polisi menghimbau agar anggota paskibra yang mengaku menjadi korban pelecehan melapor. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar menyatakan belum ada laporan yang masuk terkait kejadian seperti itu. "Diharapkan korban melaporkan agar dapat diproses," katanya.

Boy menyatakan bahwa kedatangan korban sangat penting untuk dapat mengetahui kronologi kejadian. "Siapa yang melecehkan, siapa yang menjadi korban," katanya. Dia menyatakan bahwa laporan itu belum masuk sama sekali sampai saat ini.

Lebih lanjut Boy menegaskan bahwa korban harus datang sendiri untuk melapor. "Tidak bisa diwakili karena ini kasus pidana, bukan hanya sekadar delik aduan. Untuk kasus pidana harus mendapatkan keterangan dari korban," ujarnya. EZTHER LASTANIA


HUT RI : Petir Sambar 10 Anggota Paskibra Bogor Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Umum PMI Bogor.



VIVAnews – Sepuluh anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kota Bogor tersambar petir saat tengah berlatih mempersiapkan upacara 17 Agustus di Lapangan Sempur, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 3 Agustus 2010.

Tak hanya mereka, seorang pedagang mie ayam yang berada di dekat lokasi latihan juga tersambar petir. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Umum PMI Bogor.

Anggota Paskibra yang menjadi korban adalah Muhammad Iqbal, 19, Dodi, 18, Maulana, 19, Rangga Rajasehati, 19, Teguh Rahmat, Kanca, Deni Wijayanti, Toto Sugianto, Fantri, dan Arga Satria. Sedangkan pedagang mie ayam bernama Lutpillah, 30, warga Cimanggu RT 6/4, Cibadak, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Menurut Kanca, salah satu korban yang masih dirawat di RSU PMI Bogor, peristiwa terjadi sekitar pukul 17.30. Kala itu mereka tengah istirahat karena hujan besar disertai petir. “Saat kami sedang asyik memakan mie ayam, tiba-tiba Fantri terpental disambar petir,” katanya.

Masih syok melihat Fantri, Muhammad Iqbal yang duduknya berdekatan juga tertimpa hal serupa. Kondisi semakin tak terkendali dan satu per satu yang berada di lokasi terpental. Melihat kejadian itu, anggota Paskibra lain dan warga sekitar segera membawa korban ke RSU PMI. (umi)

Laporan: Ayatullah Humaeni| Bogor


HUT RI : Paskibraka Jangan Terjebak 5 Sifat Buruk


 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu (15/8/2010) sore, mengukuhkan 66 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2010 yang berasal dari 33 provinsi di Istana Negara, Jakarta.

Selaku Pembina Upacara, Kepala Negara menyematkan lencana dan kendit sebagai tanda pengukuhan Paskibraka 2010 yang akan bertugas pada acara Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus dan Penurunan Bendera Pusaka di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (17/8/2010) pagi dan petang mendatang.

Dalam acara yang dihadiri Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri kabinet itu, Presiden berharap anggota Paskibraka tidak terjebak pada lima sifat dan cara pandang yang buruk.

Kelima sifat dan cara pandang yang buruk itu adalah skeptis dan pesimistis, jangan suka berfikir negatif dan sinisme, jangan pernah mengembangkan sifar dan sikap buruk sangka yang bisa meracuni pikiran dan hati kita semua, jangan terlalu mudah menyalahi pihak lain akan tetapi seringlah intropeksi untuk menemukan yang belum benar dan keliru serta koresi dan perbaikan serta jangan menjadi manusia yang tidak berimaan dan percaya tahayul serta hal-hal yang tidak rasional.

Kelima cara pandang ini justru akan menghalangi perjalanan kalian ke depan untuk meraih cita-cita kalian semua
, tutur Presiden Yudhoyono.


HUT RI : Pelecehan > Paskibra Bugil Bisa Saja Terjadi




JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) DKI Jakarta, Yosse Yuliandra, mengaku mengenal situasi yang memungkinkan seorang Paskibra berada dalam kondisi tanpa busana selama Orientasi Kepaskibrakaan (OKA). Kalau sampai ada salah satu anggota calon Paskibra mengalami hal seperti itu, hal tersebut mungkin saja terjadi.

Tapi itu baru mungkin terjadi jika waktunya mepet.


Hal itu disampaikan Yosse terkait pengaduan orangtua salah satu anggota Paskibra di Provinsi DKI Jakarta berinisial S, yang memprotes perlakuan anggota Paskibra senior terhadap calon anggota Paskibra angkatan 2010. Orangtua S menyebutkan, selama OKA di Cibubur pada 2-6 Juli lalu, putrinya diperintahkan untuk berjalan dari barak kamar mandi ke barak tidur dalam kondisi tanpa busana.

Kepada Kompas.com, Yosse mengatakan bahwa situasi seperti itu dimungkinkan terjadi untuk menghindari molornya jadwal pelaksanaan OKA. Namun, Yosse meyakinkan kejadian itu, kalaupun ada, hanya terjadi di barak putri dan tak bisa dilihat dari luar barak. "Kami mengenal itu (anggota Paskibra mondar-mandir tanpa busana). Paskibra (putri dan putra) itu sesuatu yang terpisah. Masing-masing barak pun tertutup dan tak bisa dilihat orang luar," kata Yosse saat ditemui di Lapangan IRTI Monas, Selasa (17/8/201) siang.

"Tapi itu baru mungkin terjadi jika waktunya mepet (dari satu jadwal ke jadwal berikutnya)," tegasnya. Sementara itu, Ketua Tim Investigasi Internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI), Mohamad Mahdi, mengaku, pembinaan fisik anggota Paskibra selama OKA dilakukan secara semimiliter oleh anggota Paskibra senior angkatan 2006-2009 yang menjadi instruktur OKA. Hal itu dilakukan untuk menggembleng kedisiplinan para Paskibra yunior.

Setiap pagi 28 calon Paskibra Jakarta digembleng latihan fisik, antara lain dengan berlari dan melakukan push up. "Pembinaannya secara semimiliter. Tapi kami melakukannya berdasarkan pembinaan fisik yang kami ketahui, tidak seperti Paskibraka nasional yang digembleng oleh tentara," aku Mahdi.

Hingga saat ini, Mahdi dan timnya masih menyelidiki kebenaran kasus tersebut. Mereka akan melaporkan hasilnya kepada Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta, Syaefulah, yang menunjuk mereka sebagai pelaksana OKA. Hingga berita ini diturunkan, Syaefulah belum bisa dihubungi.


HUT RI : Asusila > Diusut, Pelecehan Terhadap Paskibra



JAKARTA, KOMPAS.com - Tim investasi internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI) DKI Jakarta belum bisa memastikan kebenaran informasi mengenai pelecehan seksual terhadap anggota Paskibra Provinsi DKI Jakarta. Tim investigasi masih mengumpulkan data mengenai kejadian tersebut dan akan melaporkannya sebelum 25 Agustus 2010.

Berita pelecehan seksual tersebut mengemuka setelah orangtua salah satu calon Paskibra berinisial S mendatangi pemusatan pelatihan pengibaran di gedung Perpustakaan Nasional Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/8/2010). Orangtua S mengadukan sikap anggota Paskibra senior yang memerintah S berjalan tanpa busana dari barak kamar mandi dan barak tidur selama Orientasi Kepaskibrakaan (OKA) pada 2-6 Juli lalu. Kejadian itu disinyalir berlangsung berkali-kali.

Namun hal itu dibantah Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi PPI DKI Jakarta, Yosse Yuliandra. "Tidak benar jika terjadi berkali-kali. Kami tegaskan pula bahwa barak kamar mandi dan barak tidur itu berada dalam satu barak tertutup dan di situ hanya ada anggota perempuan, terpisah dari barak laki-laki," tegas Yosse Yuliandra, Selasa (17/8/2010) siang di Jakarta.

Sementara itu, Ketua Tim Investigasi Internal PPI Jakarta, Mohamad Mahdi, mengatakan, pihaknya belum memastikan apakah peristiwa itu benar-benar terjadi selama berlangsungnya OKA di Cibubur. Pihaknya kini sedang berkoordinasi dengan Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jakarta yang bertanggung jawab atas seleksi calon Paskibra DKI Jakarta.

"Apabila benar kejadian itu seperti yang dilaporkan, maka saya diharapkan dapat mengeluarkan nama dan rekomendasi tindakan sanksi (kepada Paskibra senior) sebelum tanggal 25," kata Mahdi kepada Kompas.com.

Pada Selasa pagi, anggota Paskibra berinisial S tampak bersama 27 anggota Paskibraka lain untuk mengibarkan bendera merah putih dalam upacara HUT Kemerdekaan RI ke-65 di lingkungan pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Lapangan IRTI Monas. Upacara dipimpin oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto.


HUT RI : Wah, Anggota Paskibra Dilecehkan...



JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat DKI Jakarta dilaporkan mendapatkan pelecehan seksual dari seniornya. Siswi tersebut diminta lari telanjang dari kamar mandi ke kamar berkali-kali. Laporan tersebut dilayangkan orangtua siswi yang namanya belum diketahui itu.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (17/8/2010) mengatakan telah mengetahui hal tersebut. Foke mengatakan akan melakukan tindakan tegas. "Saya kira mereka yang bertindak tidak sesuai kode etik akan dikenakan sanksi," ujar Foke singkat.

Soal sanksi, Foke mengatakan belum dapat mengutarakannya. "Nanti kita lihat karena belum tentu semuanya pegawai negeri," kata Foke. Ditambahkannya, saat ini dirinya tengah meminta laporan lengkap soal kasus pelecehan seksual tersebut.


HUT RI : Sepatu Terlepas, Anggota Paskibra Tetap Selesaikan Tugas



Metrotvnews.com, Bima: Pengibaran bendera Merah Putih dalam peringatan Hari Kemerdekaan ke-65 RI di beberapa daerah, Selasa kemarin, diwarnai insiden. Mulai dari bendera terbalik, hingga sepatu anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) terlepas saat menunaikan tugasnya.

Peristiwa lepasnya sepatu anggota Paskibra terjadi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Namun, demi menunaikan tugas, anggota Paskibra itu tetap konsentrasi penuh tanpa menghiraukan sepatunya terlepas.

Peristiwa lebih mengejutkan terjadi di Manokwari, Papua Barat. Detik-detik proklamasi diwarnai insiden terbaliknya bendera Merah Putih. Akibat insiden itu, suasana sempat gaduh. Para tamu undangan dan peserta upacara kaget dengan kejadian tersebut.

Sementara itu, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, upacara pengukuhan Paskibra sempat diwarnai dengan tragedi pingsannya salah satu anggota pasukan. Diduga ia kelelahan.(DSY)


HUT RI : Paskibra Bugil Mungkin di Sore Hari


JAKARTA, KOMPAS.com- Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap calon anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) di Provinsi Jakarta diduga terjadi pada sore hari. Di saat itulah jadwal Orientasi Kepaskibrakaan sangat padat, sehingga tak memungkinkan anggota Paskibra untuk bersiap secara maksimal.

Demikian diungkapkan Ketua Tim Investigasi Internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Jakarta, Mohamad Mahdi, saat ditemui Kompas.com di lapangan IRTI Monas, Selasa (17/8/2010).

Mahdi mengatakan, masa orientasi seperti itu bisa saja memakan waktu selama sebulan. Namun, untuk orientasi di level provinsi, hanya dilakukan selama lima hari pada 2-6 Juli 2010. "Kalau itu terjadi, mungkin terjadi sore hari setelah latihan baris-berbaris. Kalau di tingkat nasional masa orientasinya satu bulan, untuk provinsi hanya empat hari, padahal konsepnya sama," kata Mahdi.

Dalam masa orientasi di Kompleks Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional (Lemdikanas) Cibubur tersebut, setiap hari 30 calon Paskibraka dari Jakarta diharuskan bangun subuh. Mereka kemudian diwajibkan mengepel lantai, menyetrika pakaian, dan juga berolahraga pagi hingga pukul 07.00 WIB.

Setelah itu, calon Paskibra masuk ke barak untuk sarapan dua butir telur rebus dan segelas susu. Selanjutnya masuk barak tidur untuk persiapan mandi dan kemudian melakukan latihan baris-berbaris hingga pukul 12.00.
Usai istirahat, shalat, dan makan siang, para siswa kembali berlatih dengan diselilingi shalat azar. Latihan selesai pada pukul 17.00. Setelah itu, anggota Paskibraka mulai mandi sore, shalat Magrib dan makan malam.
Tepat pukul 19.00, mereka harus sudah siap mengikuti sesi pelajaran hingga pukul 21.00. Jeda dua jam antara latihan dan sesi pelajaran itulah yang sering kali memakan banyak waktu. Jika molor, kejadian seperti dikeluhkan orangtua Paskibra mungkin saja terjadi. Namun, tidak ada orang di luar barak yang bisa melihat kejadian itu.

Bahkan, barak perempuan dan laki-laki terpisah dalam dua barak yang berjarak puluhan meter. "Mandinya itu ramai-ramai di barak mandi. Begitu keluar, tidak ada yang melihat karena itu barak tertutup dan terpisah (antara barak perempuan dan laki-laki)," kata Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi PPI DKI Jakarta, Yosse Yuliandra.

Untuk saat ini, Mahdi dan timnya masih menyelidiki kebenaran kejadian tersebut.


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

CONTOH THEME & WEBHOST Copyright © 2010 Premium Wordpress Themes | Website Templates | Blogger Template is Designed by Lasantha.